20081226

Kontemplasi Empat Tahun Tsunami - 1

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya (manusia). Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu” (At-Taghabun,11)

Hari ini pukul 8:30 pagi pada 26 Desember 2004 yang lalu, sesaat para penghuni bumi baru bangkit dari peraduannya dan beberapa tengah santai menikmati hari libur, tiba-tiba tsunami menghantam Aceh meskipun di dahului oleh gempa bumi beberapa menit sebelumnya. Tak pelak bencana tsunami itu menghentakkan seluruh sumsum kekerdilan manusia di bumi ini. Betapa tidak.

Hantaman gelombang tsunami, yang disebut sebagai terdahsyat dalam sejarah, merenggut ratusan ribu jiwa manusia, meluluh lantakkan berbagai sarana dan prasarana kehidupan, mencerai beraikan ribuan sanak saudara, memporak porandakan segala hasil pembangunan dan bahkan melenyapkan satu generasi manusia.

Secara ilmiah, tsunami adalah perilaku alam biasa yang terjadi akibat adanya gempa tektonik (yang saat itu berkekuatan 8,9 skala richter) yang terjadi di dasar laut di mana di sana sedang terjadi pergeseran patahan lempeng bumi secara ekstrim, sehingga retakannya secara tiba-tiba menelan milyaran kubik air. Setelah air tersebut masuk memenuhi retakan yang berlangsung dengan sangat deras, pada saat mencapai titik tertentu ia menimbulkan arus balik untuk mendapatkan keseimbangannya kembali karena karakternya yang selalu rata permukaannya. Pada saat itulah aktivitas yang berlangsung di dasar laut tersebut menimbulkan gerakan gelombang ke segala arah. Hingga akhirnya, ketika menyentuh daratan, deras gelombang tersebut menghantam daratan dengan keras.

Secara ilmiah, penjelasan tersebut selesai. Tidak ada makna lain selain menganggapnya sebagai hal yang alami. Tetapi bagaimana menurut hukum ilahiah?

Bencana, apapun bentuknya, adalah takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Bencana adalah sarana yang diciptakan oleh Nya sebagai peringatan. Kita tidak memiliki kemampuan yang lebih kecuali mendeteksi kapan bencana dahsyat seperti itu akan terjadi, meminimalisir korban dan menjadikannya inspirasi untuk meciptakan satu teknologi yang mampu membantu kita melakukan semua hal-hal seperti itu.

Padahal kalau kita peka dan mau berfikir lebih dalam menelaah di balik apa yang sekedar terpapar dalam ulasan-ulasan ilmiah, kemampuan kita untuk mendeteksi suatu bencana ada pada kemampuan kita mendeteksi perilaku kita (terutama yang menyimpang dari hukum Allah). Teknologi, betapapn canggihnya ia, hanyalah alat artifisial yang bersifat sementara karena tak akan berarti apa-apa bila Allah tetap berkehendak untuk melentikkan ujung jariNya di sudut jagat raya.

Bencana yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah cara Allah mengekspresikan ke-kasih sayang-anNya karena Ia selalu melihat kita selalu berbuat kerusakan. Dengan bencana Ia ingin kita sadar bahwa perbuatan kita yang merusak tersebut akan berakibat merusak juga pada kehidupan kita. Karena bagi Allah adalah ke-Maha Esa-an atas alam semesta. Allah sama sekali tidak berharap sesuatu dari makhluq manusia kecuali menghendaki kita menjadi khalifah yang bertanggung jawab di bumi ini.

Tetapi kenapa harus dengan tsunami yang dahsyat yang merenggut ratusan ribu jiwa itu Allah memberi peringatan kepada kita? Bukankah kita telah meng-imani ada-Nya?

Iman saja tidak cukup untuk merefleksikan bahwa kita adalah hamba yang mengakui keberadaan-Nya. Karena perbuatan kita yang merusak dan telah merasuk ke segala sendi kehidupan kita adalah bukti bahwa ketaqwaan kita kepada-Nya nihil.
click here to read part 2

4 comments:

Anonymous said...

salam kenall... :)

budhe said...

Asytaghfirullah... sangat memilukan bila mengingat bencana dahsyat itu...smoga yang meninggal adalah mati syahid yg balasannya adalah syurga dan yang selamat telah bersemangat kembali menatap masa depan dan tak berputus asa akan datangnya pertolongan Allah Ta'alla.. smoga tak terjadi lagi hal serupa yach...

Jabat erat slalu Bung..makasih sudah berkunjung.

budhe said...

Alhamdulillah... dengan bangga nich,tentu saja budhe tersanjung jika berkenan... makasih yach..

"Selamat Tahun Baru yach, semoga Allah melengkapi buku amalan kita tahun lalu, dengan melebihkan pahala dan kebaikan2 did alamnya, sehingga kita dapat membuka lembaran buku kita yg baru dengan beribu harapan dan kebaikan serta amalan2 yang diridhoiNya. Tiada daya upaya kecuali yang dikehendaki dan berasal dariNya..amiinn yaa Rabbal alamin "

"Barangsiapa yang membereskan hubungan antara dirinya dengan Allah, niscaya Allah akan membereskan hubungan antara dia dan manusia semuanya. Barangsiapa yang membereskan urusan akheratnya, niscaya Allah akan membereskan baginya urusan dunianya. Barangsiapa yang selalu menjadi penasehat yang baik untuk dirinya sendiri, niscaya Allah akan menjaganya dari segala bencana"

Sukses dan dolarnya tambah banyak ya..he..

budhe said...

budhe berkunjung nich... kok ga' ada kolom tamunya seh Mas ...